Emas Terbang Tinggi Lampaui Safe Haven Lain, Diprediksi Sentuh $4.000 Tahun Ini
Harga emas terus menguat mendekati $4.000 per ons. Commerzbank menilai logam mulia ini unggul dari safe haven lain di tengah risiko fiskal global.
Harga emas kembali mencatatkan reli signifikan di awal pekan, menegaskan dominasinya sebagai aset safe haven paling kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Logam mulia ini diperdagangkan mendekati level $4.000 per ons, level yang belum pernah tersentuh sebelumnya dalam sejarah modern perdagangan komoditas.
Kepala Riset Valas dan Komoditas Commerzbank, Thu Lan Nguyen, menilai bahwa reli harga emas kali ini bukan semata-mata disebabkan oleh penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung, melainkan oleh kombinasi risiko fiskal dan politik global yang semakin menekan kepercayaan investor terhadap aset konvensional seperti obligasi pemerintah.
“Penutupan pemerintahan AS mungkin memiliki efek jangka pendek terhadap ekonomi Amerika, tetapi bukan faktor utama yang mendorong penguatan emas secara berkelanjutan,” ujar Nguyen. “Yang lebih signifikan adalah meningkatnya risiko fiskal dan politik di sejumlah negara besar, termasuk AS, Inggris, Prancis, dan Jepang.”
Krisis Politik dan Fiskal Global Dorong Permintaan Emas
Dalam beberapa pekan terakhir, gejolak politik di berbagai negara industri utama memperburuk pandangan terhadap stabilitas fiskal global. Pengunduran diri perdana menteri di Prancis dan Jepang telah meningkatkan premi risiko pada obligasi pemerintah di kedua negara tersebut. Hal ini menandakan kekhawatiran pasar bahwa upaya konsolidasi fiskal akan sulit dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, di Amerika Serikat dan Inggris, risiko serupa mulai mengemuka. Ketegangan politik internal dan meningkatnya defisit fiskal menciptakan keraguan investor terhadap obligasi pemerintah, yang selama ini dianggap sebagai salah satu instrumen paling aman. Kondisi ini justru mendorong investor beralih ke emas, yang kembali berperan sebagai aset pelindung nilai (store of value) paling andal.
Nguyen menambahkan, “Permintaan terhadap emas meningkat karena semakin sedikit alternatif yang benar-benar aman. Obligasi pemerintah dari negara maju tidak lagi memberikan perlindungan optimal di tengah ketidakpastian fiskal dan tekanan suku bunga.”
Prediksi: Emas Bisa Capai $4.000 per Ons Tahun Ini
Commerzbank kini memperbarui proyeksi harga emasnya secara agresif. Bank tersebut memperkirakan harga emas akan menembus $4.000 per ons pada akhir tahun 2025, naik dari proyeksi sebelumnya di level $3.600. Tidak berhenti di situ, Commerzbank juga memproyeksikan bahwa harga emas bisa terus naik ke level $4.200 per ons pada akhir 2026, seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang lebih dalam.
Penurunan suku bunga akan memperlemah daya tarik dolar AS dan meningkatkan nilai aset non-yield seperti emas. Dengan kondisi ekonomi AS yang masih menghadapi tekanan dari sisi fiskal, pasar kini memprediksi penurunan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin pada kuartal IV 2025, dan kemungkinan tambahan pemangkasan pada awal 2026.
“Dengan turunnya suku bunga, biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah,” jelas Nguyen. “Itu sebabnya kami melihat potensi kenaikan yang signifikan, bahkan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.”
Franc Swiss dan Safe Haven Tradisional Mulai Kurang Menarik
Selain obligasi, franc Swiss—yang selama ini dikenal sebagai aset safe haven tradisional—juga mulai kehilangan daya tariknya. Bank Sentral Swiss (SNB) secara terbuka menyatakan keberatan terhadap apresiasi franc yang terlalu cepat, bahkan siap melakukan intervensi jika diperlukan. Langkah ini membuat investor berpaling dari franc dan kembali ke emas sebagai tempat berlindung yang lebih stabil.
“Ketika SNB memberi sinyal akan membatasi penguatan franc, hal itu mempersempit ruang bagi investor untuk mencari aset lindung risiko selain emas,” tambah Nguyen.
Perak Ikut Menguat, Tapi Masih Bayangan Emas
Kenaikan harga emas turut menarik perak ke tren positif. Commerzbank memperkirakan perak akan ditutup di $49 per ons pada akhir tahun ini, dan meningkat ke $50 per ons pada tahun depan. Meski demikian, Nguyen menegaskan bahwa pergerakan perak masih sangat bergantung pada arah harga emas.
“Perak akan terus mengikuti jejak emas untuk sementara waktu. Namun, dalam jangka panjang, peningkatan permintaan industri dapat menjadi faktor pendukung tambahan bagi logam ini,” ujarnya.
Analisis: Emas Kembali Jadi Indikator Ketidakpastian Global
Reli emas saat ini menandakan meningkatnya ketegangan di pasar keuangan global. Investor besar, termasuk dana pensiun dan lembaga investasi institusional, memperluas portofolio mereka ke logam mulia guna mengimbangi risiko dari sektor keuangan dan politik.
Dengan semakin tidak menentunya arah ekonomi global, emas kembali berperan sebagai indikator utama ketakutan pasar—semakin tinggi harga emas, semakin besar pula ketidakpastian yang dirasakan pelaku ekonomi dunia.
Emas Masih Jadi Pilihan Utama di Tengah Risiko Global
Kenaikan harga emas hingga mendekati level $4.000 per ons menegaskan posisinya sebagai aset paling tahan gejolak. Di tengah meningkatnya ketidakpastian politik, risiko fiskal, dan potensi penurunan suku bunga global, logam mulia ini menjadi pilihan utama investor untuk melindungi nilai kekayaan mereka.
Commerzbank menutup analisanya dengan optimisme bahwa tren bullish emas akan terus berlanjut setidaknya hingga tahun depan, dengan potensi menembus level rekor baru. “Selama risiko politik dan fiskal tetap tinggi, emas akan terus bersinar,” tutup Nguyen.
One thought on “Emas Terbang Tinggi Lampaui Safe Haven Lain, Diprediksi Sentuh $4.000 Tahun Ini”