yen

Yen Menguat di Dekat Puncak Tiga Pekan

Yen Jepang menguat mendekati level tertinggi tiga pekan di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ dan pelemahan USD akibat prospek dovish The Fed. Simak analisis lengkap pergerakan USD/JPY, sentimen pasar, data ekonomi, dan outlook teknikal untuk tren selanjutnya.

Pasar Taruhan Kenaikan Suku Bunga BoJ, Tekanan Baru untuk USD

Yen Jepang (JPY) kembali menunjukkan dominasi di pasar mata uang pada sesi Asia hari Jumat, mempertahankan tren penguatan yang telah mendorong pasangan USD/JPY mendekati level tertinggi dalam hampir tiga pekan terakhir. Pergerakan ini berlangsung meski data ekonomi Jepang yang dirilis pada pagi hari menunjukkan pelemahan signifikan pada Pengeluaran Rumah Tangga—namun minat beli aset safe haven seperti Yen sama sekali tidak terpengaruh.

Ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan segera menaikkan suku bunga tetap menjadi faktor dominan yang menopang JPY, mengimbangi kinerja ekonomi domestik yang belum sepenuhnya solid. Komentar Gubernur BoJ Kazuo Ueda awal pekan ini masih menjadi pemicu utama lonjakan antusiasme pasar, karena menandai sinyal paling tegas sejauh ini bahwa normalisasi kebijakan moneter Jepang dapat segera dimulai.

BoJ Semakin Hawkish: Pendorong Utama Penguatan Yen

Rilis data dari Kementerian Dalam Negeri Jepang menunjukkan bahwa Pengeluaran Rumah Tangga turun 2,9% secara tahunan pada Oktober 2025—penurunan paling tajam sejak Januari 2024. Angka ini bukan hanya meleset jauh dari perkiraan, tetapi juga menghapus kenaikan 1,8% yang tercatat bulan sebelumnya, menandai tantangan baru bagi pemulihan ekonomi Jepang.

Namun, meskipun data tersebut tergolong negatif, Yen justru mempertahankan kekuatannya. Sentimen pasar jelas lebih terkonsentrasi pada prospek kebijakan BoJ, terutama setelah Ueda menyampaikan bahwa bank sentral akan secara aktif menilai potensi kenaikan suku bunga pada pertemuan 18–19 Desember mendatang. Pasar menerjemahkan ini sebagai sinyal hawkish nyata: BoJ semakin dekat untuk mengakhiri era panjang suku bunga ultra-rendah.

Selain itu, program belanja besar yang direncanakan Perdana Menteri Sanae Takaichi—diperkirakan akan dibiayai melalui penerbitan utang tambahan—telah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) melonjak tajam. Imbal hasil JGB tenor 10 tahun mencapai posisi tertinggi sejak 2007, sementara tenor 20 tahun menyentuh level yang tidak terlihat sejak 1999. Bahkan imbal hasil JGB tenor 30 tahun mencapai rekor baru. Penyempitan selisih imbal hasil antara Jepang dan negara-negara ekonomi besar lainnya semakin memperkuat risiko unwinding carry trade, yang secara teknis mendukung penguatan Yen lebih jauh.

Meski demikian, lonjakan imbal hasil obligasi juga membuka pertanyaan baru mengenai kondisi fiskal Jepang dalam jangka panjang. Kekhawatiran ini dapat membatasi potensi apresiasi Yen, tetapi untuk sementara waktu dinamika pasar tetap mengarah ke permintaan JPY yang tinggi.

USD Masih Tertekan di Tengah Prospek Dovish The Fed

Di sisi lain, Dolar AS berupaya bangkit dari level terendah enam minggu pada perdagangan Kamis. Beberapa data positif dari pasar tenaga kerja AS sempat memberikan dorongan moderat. Challenger, Gray & Christmas melaporkan penurunan signifikan dalam pemutusan hubungan kerja di bulan November, sementara data klaim tunjangan pengangguran AS turun ke titik terendah dalam lebih dari tiga tahun.

Namun, meskipun data ketenagakerjaan mendukung, pasar tetap skeptis terhadap potensi penguatan USD. Keyakinan semakin tinggi bahwa Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Ekspektasi dovish inilah yang menahan pembeli Dolar dan mencegah USD/JPY pulih lebih tinggi dari zona terendah tiga minggu yang dicapai sehari sebelumnya.

Para pelaku pasar kini memilih menahan diri sambil menunggu rilis data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) AS, indikator inflasi favorit The Fed. Hasil data PCE akan sangat krusial dalam menentukan jalur kebijakan Fed selanjutnya—baik itu memperkuat skenario pemangkasan suku bunga atau membuka peluang penyesuaian baru. Oleh sebab itu, volatilitas USD/JPY berpotensi meningkat tajam usai rilis tersebut.

Analisis Teknikal USD/JPY: Tren Turun Berlanjut?

Secara teknikal, pasangan USD/JPY masih menunjukkan kecenderungan melemah. Harga gagal untuk bertahan di atas Simple Moving Average (SMA) 100-jam dan kembali menembus level psikologis 155,00—sebuah sinyal bearish yang cukup kuat. Indikator teknis pada grafik intraday juga bergerak di wilayah negatif, mendukung peluang lanjutan penurunan dalam jangka pendek.

Support terdekat kini berada di sekitar area 154,50. Jika level ini ditembus, tekanan jual dapat semakin intens dan membawa harga menuju support kunci di 154,00. Sebaliknya, untuk melanjutkan pemulihan, harga harus kembali menembus 155,40 (SMA 100-jam). Break yang meyakinkan di atas level tersebut berpotensi memicu short-covering dan membuka jalan menuju 156,00, lalu 156,60–156,65, sebelum akhirnya menargetkan 157,00.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content