jpy

USD/JPY Merosot: Data Tenaga Kerja AS Melemah dan Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BoJ Menguatkan Yen

USD/JPY turun di bawah 155,50 setelah data tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan signifikan dan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan meningkat. Simak analisis lengkap pergerakan terbaru dan faktor yang mempengaruhi pasar.

Data Tenaga Kerja AS Melemah Lebih Dari Ekspektasi

Pasangan mata uang USD/JPY kembali bergerak melemah pada awal sesi Asia hari Kamis, turun ke area 155,25 setelah serangkaian data ekonomi AS memperlihatkan penurunan yang lebih tajam dari perkiraan. Tekanan tambahan juga datang dari meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BoJ), yang memberikan dukungan kuat bagi Yen Jepang.

Pergerakan ini mencerminkan perubahan sentimen pasar yang kini lebih berhati-hati terhadap prospek ekonomi AS. Dolar AS kembali tertekan setelah laporan ketenagakerjaan yang dirilis pada Rabu menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang kian melambat. Para pelaku pasar semakin memperhitungkan peluang bahwa Federal Reserve akan melakukan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, sementara BoJ justru berada di jalur yang berlawanan.

Laporan Automatic Data Processing (ADP) untuk bulan November menjadi pemicu utama pelemahan USD. Data tersebut menunjukkan bahwa pemberi kerja sektor swasta mengurangi 32.000 pekerjaan, berbalik arah dari revisi kenaikan 47.000 pada Oktober. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5.000 pekerjaan.

Penurunan ini merupakan kontraksi bulanan terbesar sejak awal 2023, memperlihatkan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai kehilangan momentum setelah periode yang relatif kuat. Pelemahan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi mungkin lebih tajam dari ekspektasi sebelumnya, sehingga meningkatkan tekanan terhadap Greenback.

Data ADP yang lebih lemah memicu aksi jual pada USD karena pelaku pasar mengantisipasi langkah moneter yang lebih dovish dari Federal Reserve. Ketika pasar tenaga kerja melemah, The Fed lebih berpeluang memangkas suku bunga untuk mendukung pertumbuhan, dan kondisi tersebut biasanya menjadi katalis penurunan bagi USD.

Pasar Memperkirakan Fed Akan Memotong Suku Bunga Minggu Depan

Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang melonjak ke sekitar 89%. Sebagai perbandingan, satu bulan lalu peluang tersebut hanya berada di sekitar 63%.

Dengan meningkatnya spekulasi pemotongan suku bunga, imbal hasil obligasi AS cenderung melemah, sehingga mengurangi daya tarik USD. Instrumen berbasis dolar pun mengalami tekanan, terutama terhadap mata uang yang memiliki prospek kebijakan moneter lebih hawkish, seperti Yen Jepang.

Ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed menjadi salah satu faktor utama penurunan USD/JPY, mengingat pergerakan suku bunga sangat memengaruhi dinamika pasangan ini. Spread imbal hasil antara obligasi pemerintah AS dan Jepang juga berpotensi menyempit ketika kebijakan The Fed beranjak lebih longgar.

Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BoJ Menambah Tekanan pada USD/JPY

Dari sisi Jepang, pidato terbaru Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menambah dukungan kuat bagi Yen. Dalam komentarnya pada awal pekan, Ueda menyatakan bahwa BoJ akan mengevaluasi “pro dan kontra” kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya. Ia juga menegaskan bahwa probabilitas skenario dasar BoJ terkait inflasi dan pertumbuhan semakin meningkat.

Pernyataan tersebut memperkuat spekulasi bahwa BoJ dapat melakukan kenaikan suku bunga pertama dalam periode yang cukup lama, kemungkinan pada pertemuan bulan Desember atau Januari. Langkah ini menjadi sinyal penting bagi pasar bahwa Jepang bergerak menuju normalisasi kebijakan moneter.

Jika BoJ benar-benar melakukan kenaikan suku bunga, spread suku bunga antara AS dan Jepang akan menyempit, yang secara historis mendukung penguatan JPY dan menekan USD/JPY. Hal ini menjelaskan mengapa setiap retorika hawkish dari BoJ langsung memberikan tekanan tambahan pada pasangan mata uang ini.

Data Klaim Pengangguran AS Menjadi Fokus Selanjutnya

Pelaku pasar kini menantikan rilis Data Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS yang dijadwalkan pada Kamis malam. Data ini akan menjadi indikator tambahan apakah pelemahan pasar tenaga kerja benar-benar meluas atau hanya bersifat sementara.

* Jika klaim pengangguran naik lebih tinggi dari ekspektasi, hal tersebut akan memperkuat pandangan bahwa kondisi tenaga kerja sedang melemah. Ini berpotensi menekan USD lebih lanjut, sehingga USD/JPY dapat melanjutkan tren penurunan.

* Sebaliknya, jika data lebih kuat dari perkiraan, pasar mungkin menilai kondisi tenaga kerja masih stabil. Hal ini dapat membatasi penurunan USD dan memberikan reaksi balik kecil bagi USD/JPY. Namun, sentimen keseluruhan kemungkinan tetap bearish selama ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed tetap dominan.

Prospek Jangka Pendek USD/JPY

Dengan kombinasi data ekonomi AS yang melemah, meningkatnya peluang pemotongan suku bunga The Fed, serta prospek kenaikan suku bunga BoJ, sentimen terhadap USD/JPY saat ini cenderung negatif. Level 155,00 hingga 155,20 menjadi area yang diawasi pasar sebagai zona support penting.

Apabila tekanan jual berlanjut, pasangan ini berpotensi menguji level support yang lebih rendah dalam sesi-sesi mendatang. Sebaliknya, pemulihan USD yang didorong oleh data atau sentimen pasar sementara dapat memberikan peluang rebound ke arah 155,80–156,00, namun momentum tersebut mungkin terbatas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content