usd

USD/JPY Berbalik Menguat: Pembeli Ambil Alih Momentum di Tengah Ketidakpastian BoJ dan Dorongan Baru Dolar AS

Pasangan USD/JPY menguat kembali ke kisaran 153,50 setelah data ekonomi Jepang yang lemah memicu tekanan pada Yen. Ketidakpastian arah kebijakan Bank of Japan (BoJ) dan aksi beli Dolar AS menjadi pendorong utama pergerakan ini, namun investor disarankan tetap berhati-hati menghadapi resistensi teknikal di atas 154,00.

Data Ekonomi Jepang Melemah, Tekanan pada Yen Kian Dalam

Jakarta, 7 November 2025 — Pasangan mata uang USD/JPY kembali menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Jumat pagi waktu Eropa, naik ke pertengahan 153,00-an, setelah sebelumnya sempat melemah ke level terendah lebih dari satu minggu.

Tekanan terhadap Yen Jepang (JPY) muncul akibat data ekonomi domestik yang lebih lemah dari perkiraan, yang menimbulkan keraguan atas waktu kenaikan suku bunga berikutnya oleh Bank of Japan (BoJ). Di saat bersamaan, munculnya gelombang baru pembelian Dolar AS (USD) ikut memperkuat pergerakan naik pasangan ini, meskipun investor tetap berhati-hati karena ketidakpastian fundamental global.

Kementerian Dalam Negeri Jepang melaporkan bahwa belanja rumah tangga pada September hanya naik 1,8% secara tahunan, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5% dan melambat dari 2,3% pada bulan sebelumnya.

Secara bulanan (basis musiman), pengeluaran bahkan turun 0,7%, menandakan bahwa sektor konsumsi masih rapuh. Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa inflasi berbasis permintaan di Jepang mulai mendingin, sehingga BoJ berpotensi menunda kenaikan suku bunga lebih lama lagi.

Faktor politik juga ikut menambah ketidakpastian. Perdana Menteri Sanae Takaichi tengah menyusun paket stimulus senilai USD 65 miliar untuk mempercepat pertumbuhan dan menekan inflasi menjelang akhir November. Program tersebut dipandang sebagai sinyal pro-stimulus yang kemungkinan membuat BoJ semakin berhati-hati untuk mengetatkan kebijakan moneternya.

Akibatnya, Yen kembali berada di bawah tekanan jual, dan USD/JPY menguat sekitar 75 pip dari level 152,80 ke area 153,55, menunjukkan bahwa pembeli USD kembali aktif di pasar.

BoJ Masih Hati-Hati, Tapi Sinyal Intervensi Muncul

Risalah rapat BoJ pada 18–19 September lalu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan masih menahan diri terkait kenaikan suku bunga, meskipun target inflasi 2% hampir tercapai. Beberapa anggota dewan mengisyaratkan bahwa setiap langkah ke depan harus dilakukan secara bertahap sambil menilai risiko perdagangan global dan tekanan biaya hidup.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Jepang untuk Urusan Internasional, Atsushi Mimura, menyoroti bahwa pergerakan Yen baru-baru ini tidak mencerminkan kondisi fundamental ekonomi. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan intervensi pasar valuta asing jika depresiasi Yen berlanjut terlalu dalam — sinyal yang sempat menahan aksi jual agresif pada mata uang tersebut.

Faktor Global: Ketidakpastian AS dan The Fed Menahan Momentum Dolar

Dari sisi global, pemerintah AS masih menghadapi penutupan (shutdown) terpanjang dalam sejarah, mencapai 38 hari akibat kebuntuan politik di Kongres. Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan situasi ini dapat mengurangi 1–2% dari PDB kuartal keempat, memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih dalam.

Selain itu, data ketenagakerjaan AS juga menunjukkan pelemahan. Menurut Revelio Labs, sekitar 9.100 pekerjaan hilang pada Oktober, sementara payroll pemerintah turun 22.200 posisi. The Fed Chicago pun melaporkan adanya kenaikan kecil pada tingkat pengangguran, menandakan bahwa pasar tenaga kerja mulai kehilangan tenaga.

Kondisi tersebut membuat para pelaku pasar meningkatkan ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga The Fed pada Desember, yang menahan laju penguatan Dolar AS. Namun, pembelian jangka pendek tetap terlihat karena USD dianggap sebagai aset defensif di tengah ketidakpastian fiskal dan politik.

Faktor Teknis: Resistance Kuat di 154,45, Support di 153,00

Dari sisi teknikal, osilator harian masih menunjukkan momentum positif, menandakan peluang lanjutan penguatan jangka pendek. Namun, area 154,00–154,50 tetap menjadi zona resistance utama yang sulit ditembus dalam beberapa sesi terakhir.

Jika USD/JPY berhasil menembus di atas 154,45, potensi kenaikan berikutnya terbuka menuju 155,00–155,65, bahkan 156,00. Sebaliknya, jika tekanan jual muncul kembali, area 153,10–153,00 menjadi support awal, diikuti oleh 152,80 sebagai level kritis.

Penembusan di bawah 152,10 akan mengaktifkan skenario bearish baru dan dapat memicu penurunan lebih dalam menuju 151,50.

Analisis Sentimen: Pasar Waspada, Tapi Bias Masih Bullish

Secara keseluruhan, sentimen pasar terhadap USD/JPY tetap positif di jangka pendek, namun ketidakpastian arah kebijakan BoJ dan risiko global dari AS membatasi potensi penguatan lebih lanjut.

Investor disarankan untuk menerapkan strategi hati-hati, memanfaatkan momentum pembelian jangka pendek di atas 153,00 namun siap melakukan lindung nilai jika volatilitas meningkat menjelang rilis data ekonomi AS minggu depan.

Dengan stimulus Jepang yang segera digulirkan dan kemungkinan intervensi BoJ di pasar valuta asing, USD/JPY diperkirakan akan tetap bergerak dalam kisaran sempit 152,80–154,50 dalam waktu dekat — sambil menunggu arah yang lebih jelas dari kedua bank sentral besar dunia: BoJ dan The Fed.

USD/JPY di Ujung Perlawanan Teknis

USD/JPY masih menunjukkan kekuatan jangka pendek di tengah tekanan Yen akibat data ekonomi Jepang yang melemah dan ketidakpastian kebijakan BoJ. Namun, prospek penguatan yang lebih besar akan bergantung pada arah kebijakan moneter global dan perkembangan makro AS.

Selama pasangan ini bertahan di atas 153,00, bias jangka pendek tetap bullish, tetapi resistance kuat di area 154,50 dapat menjadi ujian penting bagi para pembeli yang ingin mendorong harga menuju 155,00 ke atas.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content