perkasa

Dolar AS Tetap Perkasa: Likuiditas Ketat dan Sikap Hawkish The Fed Bikin Greenback Tahan di Puncak

Dolar AS perkasa di sekitar level 100 meski gencatan senjata dagang AS–Tiongkok belum mendorong aset berisiko. Pasar kini fokus pada data tenaga kerja dan kondisi likuiditas ketat di pasar uang AS yang menopang Greenback.

Dolar AS Tetap Perkasa

Meskipun kesepakatan gencatan senjata perdagangan selama satu tahun antara Amerika Serikat dan Tiongkok sempat menciptakan sentimen positif di pasar global, mata uang berisiko justru gagal mendapatkan dorongan berarti. Sebaliknya, dolar AS tetap menjadi bintang utama di pasar valuta asing, didukung oleh dua faktor besar yang saat ini menjaga posisi Greenback di level puncak.

Analis valas ING, Chris Turner, menilai bahwa kombinasi antara ketatnya kondisi pasar uang AS dan berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) telah memperkuat dominasi dolar. Dalam pandangan Turner, kedua faktor tersebut akan membuat Indeks Dolar AS (DXY) tetap stabil di kisaran 100,00 hingga 100,25, atau mendekati puncak tiga bulannya.

1. Ekspektasi Pasar Terhadap The Fed Berubah Setelah Komentar Jerome Powell

Faktor pertama yang memengaruhi pergerakan dolar adalah perubahan pandangan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed. Setelah konferensi pers Ketua Jerome Powell pekan lalu, investor mulai menilai kembali seberapa jauh bank sentral akan melanjutkan siklus pelonggaran suku bunga.

Meskipun The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan terakhir, Powell menegaskan bahwa langkah itu bukan sinyal dimulainya rangkaian penurunan suku bunga agresif. Ia menekankan pentingnya berhati-hati terhadap data ekonomi yang masih menunjukkan kekuatan, terutama pada inflasi dan pasar tenaga kerja.

Sebagai dampaknya, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember turun menjadi sekitar 66%, dari sebelumnya lebih dari 80%. Jika data ekonomi Amerika Serikat minggu ini—terutama dari sektor tenaga kerja dan manufaktur—menunjukkan ketahanan, peluang untuk penurunan suku bunga bisa semakin kecil.

Turner menjelaskan bahwa data aktivitas sektor swasta akan menjadi kunci arah selanjutnya bagi dolar. Hari Senin, pasar akan menantikan rilis PMI Manufaktur ISM untuk bulan November, yang juga mencakup komponen ketenagakerjaan. Data tersebut dapat memberikan petunjuk awal apakah momentum pasar tenaga kerja masih kuat atau mulai melemah.

Selain itu, laporan lowongan pekerjaan JOLTS dan laporan tenaga kerja ADP pada pertengahan pekan akan menjadi penggerak utama pasar. Data ADP, yang menggambarkan kondisi ketenagakerjaan sektor swasta, dipandang sebagai “pemicu besar” yang bisa menentukan apakah tren bearish dolar yang mulai terbentuk akan kembali berlanjut atau justru berbalik arah.

2. Pasar Uang AS Alami Pengetatan Likuiditas

Faktor kedua yang menjaga dolar tetap kuat adalah kondisi likuiditas yang semakin ketat di pasar uang AS. Melalui kebijakan pengetatan kuantitatif (quantitative tightening), The Fed secara bertahap telah mengurangi jumlah cadangan perbankan sepanjang tahun ini.

Selain itu, Departemen Keuangan AS juga meningkatkan saldo Akun Umum Treasury (TGA) dari sekitar $300 miliar menjadi $950 miliar. Kenaikan ini mengalihkan likuiditas dari sistem perbankan ke kas pemerintah, sehingga mempersempit ruang pinjaman antarbank.

Kondisi ini tercermin jelas dalam data Fasilitas Repo Berdiri (Standing Repo Facility) The Fed, yang menunjukkan bahwa bank-bank komersial harus meminjam sekitar $50 miliar dalam pendanaan semalam. Uniknya, bank-bank tersebut bersedia membayar bunga 4,00%, meskipun suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 3,75%–4,00%.

Menurut Turner, fenomena ini menjadi tanda bahwa likuiditas dolar di sistem keuangan mulai mengetat. “Pasar uang yang ketat cenderung mendukung penguatan dolar, karena pasokan likuiditas yang terbatas membuat permintaan terhadap Greenback meningkat,” jelasnya.

Jika kondisi ini terus berlanjut dan mulai berdampak pada pasar internasional—misalnya melalui swap basis lintas mata uang, di mana bank-bank Eropa menukar euro mereka untuk memperoleh dolar AS—maka efeknya bisa memperlemah EUR/USD lebih jauh. Namun, sejauh ini belum ada indikasi bahwa tekanan likuiditas tersebut telah menyebar secara global.

3. DXY Diperkirakan Bertahan di Puncak

Dengan kombinasi dua faktor besar tersebut, ING memperkirakan Indeks Dolar AS (DXY) akan tetap stabil di kisaran atas rentang tiga bulannya, sekitar 100,00 hingga 100,25.

Kecuali data pasar tenaga kerja AS minggu ini memberikan kejutan besar—seperti peningkatan tajam dalam pengangguran atau perlambatan signifikan dalam pertumbuhan upah—kemungkinan besar dolar akan terus diperdagangkan dalam pola konsolidasi di level tinggi.

“Selama pasar melihat bahwa The Fed belum selesai dengan sikap hawkish-nya dan kondisi likuiditas tetap ketat, dolar akan terus mendapat dukungan,” ujar Turner menegaskan.

4. Implikasi untuk Investor dan Pasar Global

Kekuatan dolar yang berkelanjutan bisa membawa dampak luas bagi pasar keuangan global. Di satu sisi, hal ini menekan mata uang negara berkembang karena meningkatkan biaya pinjaman berbasis dolar. Di sisi lain, investor yang mencari imbal hasil stabil akan cenderung beralih ke aset-aset berdenominasi dolar, seperti obligasi AS.

Namun, jika data ekonomi AS menunjukkan pelemahan lebih cepat dari perkiraan, maka dolar bisa menghadapi tekanan koreksi. Dalam skenario tersebut, mata uang berisiko seperti euro, yen, dan mata uang Asia dapat memperoleh sedikit ruang napas.

Secara keseluruhan, dolar AS masih menjadi mata uang yang paling diminati di pasar global. Ketatnya kondisi likuiditas dan kebijakan moneter The Fed yang tetap waspada terhadap inflasi telah menciptakan lingkungan yang mendukung penguatan Greenback.

Selama investor belum melihat tanda-tanda pelonggaran signifikan dari The Fed, DXY kemungkinan akan terus bertahan di kisaran 100,00–100,25 — menegaskan posisi dolar sebagai jangkar stabilitas di tengah ketidakpastian global.

One thought on “Dolar AS Tetap Perkasa: Likuiditas Ketat dan Sikap Hawkish The Fed Bikin Greenback Tahan di Puncak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content