bei

BEI Hentikan Sementara Perdagangan Saham HOMI dan SKRN Usai Harga Melonjak Tajam

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) pada 28 Oktober 2025. Langkah ini diambil karena lonjakan harga signifikan dalam waktu singkat sebagai upaya perlindungan investor.

BEI Hentikan Sementara Perdagangan Saham HOMI dan SKRN Setelah Lonjakan Harga Drastis

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengambil langkah pengawasan ketat terhadap dua emiten yang mengalami lonjakan harga saham tidak wajar. Pada Selasa, 28 Oktober 2025, otoritas bursa resmi menghentikan sementara perdagangan saham PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) di pasar reguler dan pasar tunai.

Langkah ini dilakukan setelah kedua saham tersebut mencatat kenaikan harga kumulatif signifikan dalam waktu singkat. Suspensi diberlakukan sejak sesi I perdagangan, sebagai bentuk tindakan “cooling down” untuk melindungi investor dari potensi fluktuasi ekstrem yang tidak mencerminkan kondisi fundamental perusahaan.

Langkah Perlindungan Investor dari Gejolak Harga

Dalam keterangannya, BEI menjelaskan bahwa penghentian sementara perdagangan atau suspensi sementara (temporary suspension) dilakukan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar agar dapat mengkaji kembali keputusan investasinya secara rasional dan berbasis informasi yang valid.

“Langkah ini merupakan bentuk perlindungan bagi investor, terutama bagi pemegang saham kedua emiten tersebut, agar tidak mengambil keputusan secara emosional di tengah volatilitas harga yang ekstrem,” tulis BEI dalam pengumuman resminya.

BEI juga mengimbau kepada seluruh pelaku pasar untuk senantiasa memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh masing-masing perusahaan tercatat. Dengan demikian, setiap keputusan investasi yang diambil dapat dilakukan berdasarkan data yang transparan dan akurat, bukan semata karena euforia pasar jangka pendek.

Saham HOMI dan SKRN Menguat Signifikan Sebelum Suspensi

Dari data perdagangan yang dirilis, saham PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) mengalami kenaikan harga sebesar 17,9% dalam lima hari terakhir, hingga mencapai Rp460 per saham. Dengan level harga tersebut, kapitalisasi pasar HOMI kini mencapai Rp724,5 miliar.

Kenaikan tajam ini menjadi sorotan BEI karena terjadi tanpa disertai dengan pengumuman informasi material atau fundamental yang dapat menjelaskan lonjakan tersebut.

Sementara itu, saham PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) mencatat kenaikan jauh lebih spektakuler, yakni melonjak 61,6% hanya dalam waktu kurang dari sepekan. Harga saham SKRN kini bertengger di Rp1.010 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp7,5 triliun.

Kenaikan tajam saham kedua emiten ini memicu kekhawatiran otoritas pasar akan adanya potensi perdagangan spekulatif yang berisiko bagi investor ritel, terutama mereka yang tidak memahami faktor fundamental perusahaan.

Mengenal Emiten yang Disuspensi: HOMI dan SKRN

PT Grand House Mulia Tbk (HOMI)

HOMI merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pengembangan properti dan real estat, dengan fokus pada pembangunan perumahan dan kawasan komersial. Meski tergolong emiten dengan kapitalisasi menengah, saham HOMI dalam beberapa pekan terakhir menarik perhatian pasar karena lonjakan harga yang tidak lazim.

Kinerja fundamental perusahaan sebenarnya masih dalam fase pemulihan, seiring upaya untuk memperkuat portofolio proyek properti di kawasan Jabodetabek dan kota besar lainnya. Namun, belum ada pengumuman signifikan dari perusahaan yang dapat menjelaskan kenaikan harga secara fundamental.

PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN)

SKRN adalah perusahaan penyedia jasa penyewaan alat berat dan layanan logistik konstruksi, terutama untuk proyek infrastruktur skala besar. Emiten ini dikenal sebagai salah satu pemain utama dalam industri crane di Indonesia, dengan klien yang mencakup perusahaan BUMN maupun swasta.

Saham SKRN sempat mencuri perhatian pelaku pasar karena meningkatnya permintaan alat berat untuk proyek infrastruktur dan pertambangan. Namun, lonjakan harga 60%-an dalam waktu singkat tetap dianggap berisiko tinggi oleh otoritas bursa.

“Cooling Down” Sebagai Mekanisme Pengawasan Pasar

Langkah cooling down seperti ini bukan kali pertama dilakukan oleh BEI. Kebijakan ini merupakan bagian dari mekanisme pengawasan pasar (market surveillance) untuk menjaga stabilitas perdagangan di tengah pergerakan harga yang terlalu agresif.

Suspensi sementara biasanya bersifat jangka pendek, dan perdagangan akan dibuka kembali setelah BEI menilai bahwa volatilitas harga sudah mereda atau perusahaan memberikan klarifikasi yang memadai terkait pergerakan harga sahamnya.

BEI menegaskan, tindakan penghentian perdagangan bersifat preventif, bukan hukuman. Tujuannya adalah menjaga fairness, transparansi, dan integritas pasar modal Indonesia.

Respons Pasar dan Imbauan bagi Investor

Penghentian perdagangan dua saham ini menjadi peringatan penting bagi investor ritel untuk selalu memperhatikan faktor fundamental sebelum mengambil keputusan investasi. Kenaikan harga saham yang terlalu cepat sering kali tidak diikuti dengan peningkatan kinerja perusahaan, sehingga berpotensi menimbulkan risiko kerugian ketika harga terkoreksi.

Analis pasar modal menilai bahwa fenomena seperti ini kerap terjadi pada saham-saham dengan kapitalisasi kecil atau menengah yang memiliki likuiditas terbatas, sehingga mudah terdorong oleh aksi spekulatif.

Investor diimbau untuk memanfaatkan jeda suspensi ini sebagai waktu evaluasi. Apabila setelah suspensi dibuka harga saham kembali fluktuatif, disarankan untuk berhati-hati dan memastikan bahwa setiap keputusan beli atau jual didukung oleh analisis fundamental dan teknikal yang matang.

BEI Terus Perkuat Tata Kelola dan Edukasi Investor

Sebagai bagian dari komitmen menjaga stabilitas pasar, BEI terus memperkuat fungsi pengawasan dan literasi investor. Melalui program edukasi pasar modal dan kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI berupaya memastikan bahwa para pelaku pasar memahami risiko investasi, terutama di saham-saham berisiko tinggi.

Kedua emiten, HOMI dan SKRN, diharapkan segera memberikan klarifikasi resmi kepada publik terkait pergerakan harga saham mereka dalam waktu dekat.

Dengan langkah cooling down ini, BEI menegaskan komitmennya untuk menjaga transparansi, integritas, dan kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content