emas

Harga Emas Berjuang di Tengah Sikap Hawkish The Fed dan Kekhawatiran Penutupan Pemerintah AS

Harga emas berupaya mempertahankan pemulihan moderat di tengah sikap hawkish The Fed, ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran atas penutupan pemerintah AS. Tekanan dari penguatan dolar AS membuat logam mulia ini sulit menembus level psikologis $4.000 per ons.

Emas Tertekan di Tengah Sikap Hawkish The Fed dan Kekhawatiran Penutupan Pemerintah AS

Harga emas (XAU/USD) berusaha untuk memperpanjang pemulihan moderatnya pada perdagangan Selasa (4/11/2025), namun masih kesulitan menembus level psikologis penting di $4.000 per ons. Sentimen pasar yang beragam — antara kekhawatiran terhadap penutupan pemerintah AS yang berlarut dan sikap hawkish Federal Reserve (The Fed) — membuat logam mulia ini bergerak tanpa arah yang jelas.

Meskipun permintaan safe-haven meningkat akibat meningkatnya risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, prospek suku bunga tinggi di AS masih menjadi faktor penahan utama bagi harga emas. Hingga pertengahan sesi Eropa, emas diperdagangkan di sekitar $3.967–3.966, dengan kecenderungan melemah.

Daya Tarik Safe-Haven Naik di Tengah Risiko Global

Perubahan dalam sentimen risiko global memunculkan kembali minat investor terhadap aset aman seperti emas. Kekhawatiran terhadap penutupan sebagian pemerintah AS (government shutdown) yang kini mendekati rekor durasi terpanjang, serta ketegangan geopolitik di beberapa wilayah dunia, membuat sebagian pelaku pasar memilih bersikap defensif.

Investor juga menilai bahwa penutupan pemerintah yang terlalu lama dapat memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi AS, yang pada akhirnya bisa menekan dolar dan mendukung emas. Namun, hingga kini efek tersebut belum signifikan, karena kekuatan dolar masih bertahan berkat kebijakan moneter The Fed yang agresif.

“Kekhawatiran ekonomi akibat penutupan pemerintah AS dan ketegangan geopolitik memberikan dorongan terbatas bagi emas, namun belum cukup untuk mengubah tren bearish jangka pendek,” kata analis komoditas FXStreet.

Dolar AS Masih Perkasa: The Fed Tahan Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Sikap hawkish Federal Reserve kembali menjadi fokus utama pasar. Dalam pidatonya pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum menjadi keputusan pasti, meskipun inflasi menunjukkan tanda-tanda melambat.

Pernyataan Powell tersebut menekan ekspektasi penurunan suku bunga, yang semula diantisipasi oleh sebagian besar pelaku pasar. Akibatnya, dolar AS kembali menguat ke level tertinggi sejak awal Agustus, memperlemah daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil bunga.

Saat ini, probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC 9–10 Desember hanya sekitar 65%, menurun tajam dari pekan sebelumnya yang mendekati 80%. Arus dana pun kembali mengalir ke dolar AS, memperkuat tren bullish mata uang tersebut dan menekan harga emas lebih dalam.

Kebuntuan Politik AS Tambah Ketidakpastian

Krisis politik di Washington memperburuk suasana pasar. Kongres AS kembali menemui jalan buntu dalam upaya mengakhiri penutupan sebagian pemerintah, setelah Partai Demokrat menolak mendukung rancangan undang-undang pendanaan yang diajukan Partai Republik.

RUU tersebut telah mengalami pemungutan suara hingga 14 kali di Dewan Perwakilan Rakyat tanpa hasil yang jelas. Beberapa senator GOP, termasuk John Kennedy, menyatakan keraguan bahwa Senat akan mencabut ambang batas 60 suara (filibuster) tanpa dukungan lintas partai.

Meski Pemimpin Mayoritas Senat, John Thune, tetap optimistis kesepakatan dapat tercapai pekan ini, para analis memperingatkan bahwa penutupan yang terlalu lama berpotensi menekan aktivitas ekonomi dan kepercayaan konsumen — dua faktor yang dapat memengaruhi prospek dolar dan arah emas dalam jangka menengah.

Tekanan Teknis: SMA 200 Jam Jadi Penghalang Kenaikan

Dari sisi teknikal, grafik harga emas masih menunjukkan pola konsolidasi bearish. Kegagalan untuk menembus Simple Moving Average (SMA) 200 jam pada perdagangan sebelumnya menegaskan bahwa momentum naik masih terbatas.

Harga kini cenderung berada dalam kisaran $3.952–$4.025, dengan level $3.963–$3.952 menjadi area penting yang perlu diamati. Penembusan di bawah zona ini dapat mempercepat penurunan menuju support $3.940, kemudian $3.910–$3.900, dan bahkan $3.886 — level terendah minggu lalu.

Sebaliknya, kembali ke atas $4.000 akan menghadapi resistance kuat di sekitar $4.025 (SMA 200 jam). Jika berhasil ditembus secara meyakinkan, potensi rally jangka pendek dapat muncul menuju $4.045–$4.075, dengan target akhir di $4.100 per ons.

Konteks Pasar: Emas di Persimpangan

Kombinasi antara pengetatan moneter The Fed dan ketidakpastian politik AS menciptakan situasi yang kompleks bagi pasar emas. Di satu sisi, faktor risiko global mendukung permintaan safe-haven. Namun di sisi lain, suku bunga tinggi dan penguatan dolar terus menekan harga emas untuk mencetak kenaikan signifikan.

Banyak analis memperkirakan bahwa logam kuning ini akan tetap bergerak dalam kisaran terbatas hingga ada kejelasan mengenai arah kebijakan The Fed menjelang pertemuan FOMC Desember. Dengan tidak adanya data ekonomi besar dari AS pekan ini, komentar anggota FOMC dan dinamika pasar obligasi AS akan menjadi pemicu utama volatilitas emas dalam jangka pendek.

Emas Masih Butuh Pemicu Baru untuk Bangkit

Untuk saat ini, emas tampaknya masih kesulitan memperoleh momentum bullish yang kuat. Meski faktor geopolitik dan risiko penutupan pemerintah mendukung posisi safe-haven, dominasi dolar AS dan ekspektasi suku bunga tinggi tetap menjadi hambatan utama.

Jika ketidakpastian politik di Washington berlanjut dan data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan, harga emas berpotensi memperoleh kembali momentumnya menuju wilayah $4.100–$4.150. Namun tanpa katalis baru, tekanan jangka pendek masih condong ke sisi bawah.

One thought on “Harga Emas Berjuang di Tengah Sikap Hawkish The Fed dan Kekhawatiran Penutupan Pemerintah AS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content