Euro Tertahan di Sekitar 1,1660: EUR/USD Stabil di Tengah Sinyal Damai AS–Tiongkok dan Data Lemah dari Jerman
EUR/USD stabil di kisaran 1,1660 pada awal pekan ini. Pasar forex tenang di tengah tanda-tanda peredaan ketegangan dagang AS–Tiongkok dan data inflasi produsen Jerman yang kembali melemah.
Euro Bergerak Tenang di Awal Pekan
Pasangan mata uang EUR/USD dibuka relatif stabil pada perdagangan awal sesi Eropa, Senin (20/10/2025). Euro diperdagangkan di sekitar 1,1665, nyaris tanpa perubahan dari posisi akhir pekan lalu.
Mata uang tunggal sempat memantul dari level 1,1650, tetapi gagal menembus kembali area resistensi 1,1700, menandakan masih terbatasnya dorongan beli di pasar.
Kondisi ini terjadi di tengah suasana perdagangan global yang mulai membaik setelah adanya tanda-tanda peredaan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Namun, dari sisi Eropa, data ekonomi Jerman yang lemah kembali menjadi penghambat bagi pemulihan Euro.
Sinyal Positif dari Hubungan AS–Tiongkok
Investor global mendapat sedikit angin segar setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan bahwa kebijakan tarif tinggi terhadap Tiongkok tidak akan berlanjut.
Dalam wawancaranya pekan lalu, Trump menyebut bahwa menaikkan tarif hingga 100% terhadap produk impor dari Tiongkok adalah “tidak berkelanjutan,” sebuah pernyataan yang langsung menenangkan pasar yang sempat panik dua pekan sebelumnya.
Tak lama setelah itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memastikan akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng di Malaysia dalam pekan ini. Pertemuan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa kedua negara ekonomi terbesar dunia itu mulai membuka kembali saluran diplomasi perdagangan.
Langkah ini dipandang sebagai titik balik setelah beberapa bulan ketegangan meningkat, terutama menyangkut kebijakan ekspor Tiongkok terhadap mineral tanah jarang yang sangat penting untuk industri teknologi dan energi hijau.
Sentimen positif dari kabar tersebut membuat pelaku pasar kembali berani mengambil risiko (risk-on mood), sehingga menekan permintaan terhadap Dolar AS (USD) sebagai aset aman (safe haven).
Dolar AS Mulai Kehilangan Momentum
Kinerja Dolar AS terlihat melemah secara moderat, tercermin dari Indeks Dolar (DXY) yang turun mendekati level 98,45, setelah sempat menguat tajam pada akhir pekan lalu.
Investor tampaknya mulai menyesuaikan portofolio mereka dengan menambah eksposur terhadap aset berisiko seperti saham dan mata uang komoditas.
Selain faktor geopolitik, laporan keuangan bank-bank besar AS juga turut memperbaiki sentimen. Data kuartalan menunjukkan bahwa pendapatan dan kualitas kredit di sektor perbankan masih solid, meredakan kekhawatiran terhadap potensi krisis kredit yang sebelumnya menghantui bank-bank regional.
Analis menilai, dengan meredanya kecemasan di sektor keuangan AS, tekanan beli terhadap Dolar AS mulai mereda, sehingga membuka ruang bagi mata uang lain seperti Euro untuk bertahan lebih kuat.
Data Lemah dari Jerman Tahan Kenaikan Euro
Namun, dari sisi fundamental, Euro masih terbebani oleh lemahnya data ekonomi kawasan Eurozone, khususnya dari Jerman sebagai ekonomi terbesar di Eropa.
Indeks Harga Produsen (PPI) Jerman kembali mencatat kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada September. Penurunan ini memperkuat sinyal bahwa tekanan harga dari sisi produsen masih melemah, yang berpotensi menekan inflasi konsumen di masa depan.
Data tersebut memperburuk kekhawatiran bahwa Jerman masih bergulat dengan perlambatan industri dan lemahnya permintaan domestik.
Dengan inflasi yang terus turun dan pertumbuhan stagnan, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan tetap mempertahankan sikap dovish dalam beberapa bulan ke depan.
“Pelemahan PPI Jerman menunjukkan bahwa tekanan inflasi masih jauh dari target ECB, dan ini mengindikasikan kebijakan moneter longgar akan bertahan lebih lama,” ujar seorang analis ekonomi dari Frankfurt.
Akibatnya, setiap upaya penguatan Euro cenderung terbatas, karena investor menilai perbedaan arah kebijakan antara ECB dan Federal Reserve (The Fed) masih cukup lebar.
Pasar Eropa Tenang, Fokus ke Pidato Pejabat ECB
Kalender ekonomi Eropa relatif sepi pada hari ini, dengan hanya pidato dari dua pejabat ECB, Isabel Schnabel dan Joachim Nagel, yang dijadwalkan berlangsung malam nanti waktu Jakarta.
Pelaku pasar akan mencari petunjuk apakah bank sentral mulai mempertimbangkan langkah normalisasi kebijakan atau justru tetap berhati-hati di tengah prospek ekonomi yang rapuh.
Di sisi lain, tidak ada data ekonomi penting yang dirilis dari Amerika Serikat hari ini, sehingga pergerakan pasar kemungkinan tetap tenang hingga pertengahan pekan.
Analisis Teknis EUR/USD
Secara teknikal, EUR/USD masih bergerak di dalam rentang konsolidasi 1,1650–1,1700. Support kuat terletak di 1,1630, sedangkan resistensi utama berada di 1,1720.
Selama pasangan ini bertahan di bawah 1,1700, risiko koreksi masih terbuka dengan potensi kembali menguji area 1,1600.
Indikator RSI di grafik harian menunjukkan posisi netral di sekitar 48, menandakan belum adanya momentum dominan baik dari sisi pembeli maupun penjual.
Analis memperkirakan volatilitas akan meningkat setelah rilis data inflasi dan pernyataan dari pejabat ECB pada pertengahan pekan.
Euro Bertahan, Tapi Risiko Masih Ada
Secara keseluruhan, pasangan EUR/USD masih terjebak dalam fase konsolidasi dengan bias netral di awal pekan yang relatif tenang ini.
Meredanya ketegangan antara AS dan Tiongkok membantu menstabilkan sentimen global, tetapi data ekonomi Eropa yang lemah terus membatasi potensi penguatan Euro.
Investor kini menantikan katalis baru dari kebijakan ECB dan perkembangan diplomasi perdagangan global, yang akan menjadi kunci arah pasar dalam beberapa hari mendatang.
Selama tidak ada kejutan besar dari sisi geopolitik atau makroekonomi, EUR/USD kemungkinan tetap berada di kisaran sempit hingga pertengahan pekan, menunggu sinyal yang lebih jelas dari bank sentral dan data ekonomi berikutnya.