dolar

Dolar AS Tertekan: Pasar Menanti Pidato Powell & Data Inflasi Zona Euro yang Berpotensi Menggerakkan Valas Global

Dolar AS melemah ke level terendah multi-minggu menjelang pidato Jerome Powell dan rilis data inflasi awal Zona Euro. Pasar forex bersiap menghadapi volatilitas besar yang dapat memengaruhi EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY, dan komoditas seperti emas dan minyak.

EUR/USD: Euro Menguat Berkat Tekanan pada Dolar AS

Pasar valuta asing memasuki pekan ini dengan dinamika yang semakin intens. Dolar AS (USD) tetap berada di bawah tekanan kuat, melanjutkan penurunan yang menyeretnya ke level terendah multi-minggu di kisaran indeks 99,00. Tekanan tersebut dipicu oleh ekspektasi yang semakin besar bahwa Federal Reserve akan segera memotong suku bunga — bahkan berpotensi pada pertemuan kebijakan minggu depan.

Sentimen dovish terhadap kebijakan moneter AS telah menjadi pendorong utama tren pelemahan Dolar dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, pelaku pasar kini mulai bersiap menyambut serangkaian rilis data dan pernyataan pejabat bank sentral yang diyakini dapat memberikan arah baru bagi pasar keuangan global.

Pada Selasa, perhatian akan tertuju pada rilis data Indeks Optimisme Ekonomi RCM/TIPP di AS yang dapat memberikan gambaran terbaru mengenai kondisi kepercayaan ekonomi masyarakat. Di sisi lain, pelaku minyak akan menunggu laporan mingguan API terkait stok minyak mentah, yang biasanya memberi sinyal arah harga minyak dalam jangka pendek.

Pasangan EUR/USD terus bergerak naik tanpa kesulitan berarti, menandai level tertinggi tiga pekan di sekitar 1,1650. Kenaikan ini sepenuhnya didorong oleh pelemahan Dolar, karena investor menyesuaikan posisi mereka menjelang keputusan penting dari The Fed.

Dalam kalender Eropa, data yang sangat dinantikan adalah estimasi awal Inflasi EMU serta angka Tingkat Pengangguran di kawasan Euro. Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda stabilitas atau tekanan naik, maka Euro bisa mendapatkan pemicu bullish baru karena akan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga oleh ECB dalam waktu dekat.

GBP/USD: Menguat namun Masih Rentan Pullback

Poundsterling juga menguat signifikan, menyentuh puncak tiga minggu di sekitar 1,3280 sebelum sedikit terkoreksi. Meskipun Dolar AS melemah, Pound masih menghadapi sentimen campuran terkait kondisi ekonomi domestik Inggris.

Para trader akan mencermati:

* Inflasi Harga Toko versi BRC

* Data Harga Perumahan Nationwide

Hasil data tersebut dapat menentukan apakah kenaikan GBP/USD akan berlanjut atau justru berbalik arah seiring prospek ekonomi Inggris yang masih diwarnai tantangan konsumsi dan inflasi struktural.

USD/JPY: Yen Menguat karena Nada Hawkish BoJ

Berbeda dari mayoritas mata uang lainnya, USD/JPY justru bergerak turun tajam ke posisi terendah dua minggu di sekitar 154,70. Hal ini dipicu oleh sikap hawkish dari Bank of Japan yang kembali menegaskan kemungkinan untuk meningkatkan suku bunga lebih lanjut.

Pasar Jepang akan memantau Indeks Keyakinan Konsumen, yang berpotensi memperkuat Yen jika angka tersebut menunjukkan hasil yang solid. Jika tekanan bearish berlanjut, USD/JPY dapat kembali menguji support-support kritis dalam waktu dekat.

AUD/USD: Aussie Lanjutkan Kenaikan Beruntun

Dolar Australia terus menguat hingga menyentuh area 0,6570 — level tertinggi dalam tiga minggu. Sentimen risiko yang membaik serta lemahnya Dolar AS menjadi kombinasi yang mendukung kenaikan Aussie.

Agenda ekonomi Australia ke depan sangat padat, mencakup:

– Data Izin Membangun

– Neraca Perdagangan

– Persetujuan Rumah Swasta

– Rilis Industri Ai Group

– PMI Manufaktur S&P Global (Final)

Serangkaian data tersebut bisa menentukan apakah AUD/USD mampu memperpanjang tren kenaikan atau menghadapi koreksi teknis.

Komoditas: Minyak & Emas Menguat

WTI
Harga minyak mentah AS kembali bergerak naik menuju level penting di sekitar $60,00 per barel. Kenaikan dipicu kombinasi kekhawatiran geopolitik dan potensi pengetatan pasokan global.

Emas & Perak
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed memberikan dorongan besar pada aset safe haven:

* Emas menembus $4.260 per troy ons

* Perak melanjutkan reli ke level tertinggi sepanjang masa di dekat $58,00 per ons

Aset logam mulia ini biasanya menguat saat imbal hasil dan Dolar AS menurun — sebuah kondisi yang kini sedang berlangsung.

Pasar valas memasuki periode yang sangat krusial. Semua mata kini tertuju pada:

✔ Pernyataan Jerome Powell
✔ Keputusan kebijakan The Fed minggu depan
✔ Data inflasi pendahuluan dari kawasan Euro

Hasil dari peristiwa tersebut kemungkinan memicu volatilitas tajam pada pergerakan mata uang utama, terutama EUR/USD, USD/JPY, dan GBP/USD.

Untuk saat ini, tekanan bearish terhadap Dolar masih kuat — namun gambaran tersebut dapat berubah sewaktu-waktu seiring katalis besar yang menanti di depan mata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content