aud

RBA Berpotensi Pangkas Suku Bunga, AUD/USD Melemah di Tengah Ketegangan Dagang Global

AUD/USD melemah di bawah tekanan ketegangan dagang AS–Tiongkok dan ekspektasi pemangkasan suku bunga RBA. Simak analisis lengkap arah pergerakannya.

AUD/USD di Ujung Tekanan: Ketegangan Dagang AS–Tiongkok dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga RBA Tekan Aussie

Pasangan mata uang AUD/USD terus berada dalam tekanan jual yang kuat pada perdagangan Jumat (17/10), setelah mencatat penurunan tajam dua hari berturut-turut. Aussie kembali melemah mendekati level terendah sejak awal Agustus di kisaran 0,6445–0,6440, menandakan bahwa sentimen bearish masih mendominasi pasar valas global.

Tekanan terhadap Dolar Australia (AUD) kali ini bukan hanya berasal dari faktor domestik, melainkan juga dari meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Reserve Bank of Australia (RBA) pada November mendatang.

Ketegangan Dagang AS–Tiongkok Meningkatkan Tekanan

Hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif barang-barang asal Tiongkok hingga 100%. Langkah tersebut merupakan respons terhadap pembatasan ekspor bahan tanah jarang dari pihak Tiongkok yang dinilai berpotensi mengganggu rantai pasokan global.

Perwakilan Perdagangan AS, Jamieson Greer, menuding Tiongkok tengah berupaya mengendalikan rantai pasok teknologi dunia dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut bisa memicu pembalasan lebih lanjut dari AS. Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa “jika Tiongkok ingin menjadi mitra yang tidak dapat diandalkan bagi dunia, maka dunia harus memisahkan diri.”

Pernyataan keras tersebut menyalakan kembali kekhawatiran investor akan terjadinya perang dagang penuh antara dua ekonomi terbesar dunia. Efek domino dari ketegangan tersebut kembali menekan mata uang negara-negara komoditas, termasuk Dolar Australia yang sangat bergantung pada ekspor ke Tiongkok.

RBA Berpotensi Pangkas Suku Bunga Lagi

Dari sisi domestik, pelemahan AUD diperparah oleh data tenaga kerja Australia yang mengecewakan. Berdasarkan laporan Biro Statistik Australia (ABS), tingkat pengangguran pada September melonjak ke 4,5%, tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir. Sementara jumlah tenaga kerja hanya bertambah 14,9 ribu, jauh di bawah ekspektasi pasar.

Data ini memperkuat spekulasi bahwa RBA akan memangkas suku bunga lagi pada pertemuan November, setelah sebelumnya mempertahankan sikap hati-hati terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Harapan akan dukungan kebijakan fiskal tambahan dari Tiongkok juga belum memberikan efek signifikan pada AUD, memperlemah prospek pemulihan mata uang tersebut.

Dolar AS Melemah, Tapi Aussie Gagal Manfaatkan Momentum

Secara teori, melemahnya Dolar AS biasanya menjadi katalis positif bagi AUD/USD. Namun kali ini berbeda. Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama, justru turun ke level terendah 1,5 minggu, karena meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga hingga dua kali lagi tahun ini.

Selain itu, risiko ekonomi akibat kebuntuan politik di Kongres AS—terkait RUU pendanaan pemerintah yang gagal disahkan hingga sepuluh kali berturut-turut—menambah tekanan terhadap USD. Meski begitu, AUD/USD tetap gagal menarik minat beli, menunjukkan bahwa sentimen pasar global masih cenderung risk-off dan investor enggan mengambil posisi di aset berisiko seperti Dolar Australia.

Analisis Teknis: Tekanan Bearish Masih Dominan

Secara teknikal, AUD/USD menghadapi area resistance kuat di Simple Moving Average (SMA) 100-hari, sementara penurunan harga baru-baru ini mengonfirmasi dominasi seller di pasar. Indikator momentum harian juga menunjukkan bias negatif, mendukung kemungkinan penurunan lanjutan dalam jangka pendek.

Apabila harga berhasil menembus SMA 200-hari di kisaran 0,6430–0,6425, maka potensi penurunan bisa berlanjut menuju area 0,6375–0,6370, bahkan menembus support psikologis 0,6300.

Sebaliknya, bila terjadi rebound teknikal, area 0,6480 menjadi rintangan pertama, disusul oleh 0,6500 dan 0,6535 (SMA 100-hari). Hanya kenaikan berkelanjutan di atas 0,6535 yang dapat mengubah sentimen menjadi positif dan membuka peluang menuju 0,6600–0,6700. Namun untuk saat ini, prospek tersebut masih terbatas di tengah kondisi fundamental yang lemah.

Sentimen Negatif Masih Kuat

Dengan kombinasi faktor eksternal berupa perang dagang AS–Tiongkok, serta tekanan internal dari data ekonomi Australia yang lesu dan ekspektasi pemangkasan suku bunga RBA, pasangan AUD/USD diperkirakan masih akan menghadapi tekanan dalam jangka pendek.

Para pelaku pasar disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil posisi beli sebelum ada sinyal pemulihan yang lebih kuat, baik dari sisi fundamental maupun teknikal. Sementara itu, investor yang mengincar posisi jual jangka pendek masih memiliki peluang selama harga bergerak di bawah area 0,6500.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content