Euro Rapuh di Tengah Penguatan Dolar AS: EUR/USD Bertahan Tipis di Atas 1,1500
Euro (EUR/USD) berupaya rebound di atas 1,1500, tetapi tekanan dari penguatan dolar AS dan sinyal hawkish dari pejabat The Fed menahan momentum pemulihan. Tekanan teknikal menunjukkan bias bearish masih dominan di pasar valuta asing Eropa.
Euro Masih Rapuh di Tengah Tekanan Dolar AS dan Sinyal Hawkish The Fed
Mata uang Euro (EUR/USD) berusaha untuk mempertahankan posisinya di atas level 1,1500 pada perdagangan Selasa (4/11/2025), setelah sempat menguji level psikologis tersebut di awal sesi Eropa. Meskipun sempat mencatat pemulihan terbatas, prospek teknikal menunjukkan bahwa bias bearish jangka pendek masih mendominasi, dengan momentum rebound yang belum cukup kuat untuk membalikkan tren.
Tekanan terhadap euro meningkat setelah sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) mengeluarkan komentar berhati-hati terkait kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter. Sementara itu, data ekonomi AS yang beragam gagal memberikan dorongan signifikan bagi euro untuk pulih lebih jauh.
Komentar Pejabat The Fed Menahan Optimisme Pasar
Pada hari Senin, Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee menegaskan ketidaknyamanannya terhadap rencana pemotongan suku bunga lebih awal, menyiratkan bahwa inflasi masih perlu pengawasan ketat sebelum bank sentral dapat melakukan langkah dovish.
Sementara itu, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyampaikan pandangan terbuka mengenai kebijakan Desember, namun menekankan pentingnya menunggu data ekonomi yang lebih jelas.
Pernyataan bernada hati-hati ini langsung menguatkan dolar AS, karena pasar menafsirkan bahwa peluang penurunan suku bunga pada akhir tahun semakin kecil. Akibatnya, pasangan EUR/USD tergelincir dari upaya pemulihan yang sempat terjadi di awal sesi perdagangan.
“Pidato Goolsbee dan Daly memperkuat pandangan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga, dan ini menjadi bahan bakar tambahan bagi dolar AS untuk mempertahankan momentumnya,” ujarnya.
Data Ekonomi AS: PMI Manufaktur Terus Kontraksi
Dari sisi data makro, laporan PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat yang dirilis Senin malam menunjukkan angka 48,7 pada Oktober, turun dari 49,1 pada September. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, menandakan aktivitas manufaktur masih melemah.
Rincian laporan menunjukkan Indeks Ketenagakerjaan sedikit meningkat menjadi 46, sementara Indeks Harga yang Dibayar turun ke 58 dari 61,9. Kombinasi ini mencerminkan tekanan biaya yang mulai berkurang, namun aktivitas bisnis belum menunjukkan tanda pemulihan nyata.
Data campuran tersebut membatasi penguatan dolar, tetapi belum cukup kuat untuk membalikkan tren bearish pada euro. Investor tampaknya masih berhati-hati menilai arah kebijakan moneter AS, terutama menjelang rapat FOMC pada Desember.
Pasar Global dan Sentimen Risiko
Selama sesi Eropa, futures indeks saham AS bergerak di wilayah negatif, mencatat penurunan antara 0,65% hingga 1,3%. Pelemahan ini mencerminkan sentimen risk-off yang mulai mendominasi pasar global. Dalam kondisi seperti ini, permintaan terhadap dolar AS sebagai aset safe-haven cenderung meningkat, sehingga membatasi ruang gerak euro untuk pulih.
Apabila Wall Street dibuka dengan tekanan jual lebih lanjut, arus modal berpotensi mengalir ke dolar AS dan menekan EUR/USD di bawah level 1,1500 pada paruh kedua sesi perdagangan hari ini.
Analisis Teknis: Rebound Lemah, Bias Bearish Masih Aktif
Dari perspektif teknikal, indikator Relative Strength Index (RSI) pada grafik empat jam tetap bertahan di bawah level 40, meskipun ada sedikit rebound harga. Kondisi ini menunjukkan bahwa momentum bearish masih dominan dan belum ada tanda pembalikan yang kuat.
Support kunci saat ini berada di sekitar 1,1500, yang juga merupakan Fibonacci retracement 78,6% dari tren naik terakhir. Jika level ini ditembus, tekanan jual berpotensi berlanjut ke 1,1450, dan kemudian 1,1400 — area yang sebelumnya menjadi titik awal kenaikan terakhir euro.
Sebaliknya, di sisi atas, resistance terdekat muncul di 1,1550, yang kini berfungsi sebagai level statis dan mantan support. Selanjutnya, SMA 20-hari di 1,1615 menjadi target kenaikan berikutnya, disusul SMA 100-hari di 1,1660. Hanya penutupan harian yang solid di atas 1,1660 yang dapat menandakan pembalikan tren jangka menengah menuju area 1,1750.
Euro Butuh Katalis Baru untuk Pulih
Kurangnya katalis positif dari zona euro turut menambah tekanan. Data inflasi yang stagnan, aktivitas industri yang lemah, serta ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan menahan suku bunga lebih lama, membuat euro kehilangan daya tarik dibandingkan dolar AS yang masih didukung oleh yield tinggi.
Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan berbicara akhir pekan ini, dan pasar akan memantau apakah ada sinyal perubahan nada kebijakan. Namun sejauh ini, para pejabat ECB cenderung berhati-hati dan menunggu bukti inflasi bergerak konsisten ke target 2%.
Sementara itu, investor akan menantikan data ekonomi AS berikutnya, termasuk laporan tenaga kerja dan inflasi produsen (PPI), yang dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed menjelang Desember.
Euro Masih di Bawah Tekanan, Dolar Pegang Kendali
Meskipun euro berhasil bertahan tipis di atas 1,1500, rebound ini masih rapuh dan berpotensi kehilangan tenaga jika arus safe-haven meningkat. Tekanan dari komentar hawkish pejabat The Fed serta lemahnya prospek ekonomi zona euro membuat bias bearish tetap dominan.
Selama EUR/USD gagal menembus area resistance kunci di 1,1615–1,1660, potensi pelemahan lebih lanjut menuju 1,1450 atau bahkan 1,1400 tetap terbuka. Dalam jangka pendek, pasar tampaknya akan tetap berpihak pada dolar AS — terutama jika sentimen global terus condong ke arah penghindaran risiko (risk-off mode).
