antam

Rekor Baru 2025! Harga Emas Antam Tembus Rp2,3 Juta per Gram, Naik Rp68.000 dalam 5 Hari!

Harga emas Antam Logam Mulia mencetak rekor baru pada Kamis (9/10/2025), menembus Rp2,3 juta per gram setelah naik Rp68.000 dalam lima hari beruntun. Lonjakan ini mengikuti kenaikan emas dunia yang menembus level psikologis US$4.000 per troy ons, menjadikan emas sebagai aset lindung nilai paling bersinar tahun ini.

Harga emas Antam Logam Mulia kembali menunjukkan taringnya di pasar domestik. Pada perdagangan Kamis (9/10/2025), harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) resmi menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, yakni Rp2.303.000 per gram. Kenaikan ini memperpanjang tren positif selama lima hari berturut-turut, mencatat kenaikan total Rp68.000 dalam periode singkat tersebut.

Data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com

mencatat bahwa pada pukul 08.30 WIB di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung Jakarta, harga emas 1 gram dibanderol naik Rp7.000 dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya di Rp2.296.000.

Tak hanya itu, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga turut melesat sebesar Rp7.000 menjadi Rp2.151.000 per gram, mencerminkan permintaan yang masih tinggi di pasar ritel dan investor.

Emas Dunia Sentuh Level Psikologis US$4.000 per Troy Ons

Kenaikan harga emas Antam sejalan dengan pergerakan emas global yang juga tengah mencetak rekor. Pada Rabu (8/10/2025), harga emas dunia melonjak 1,36% dan menembus US$4.037,9 per troy ons—posisi tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan ini menegaskan momentum bullish yang kuat di pasar komoditas logam mulia internasional.

Emas bahkan menembus level psikologis US$4.000 per troy ons pada pukul 09.00 WIB, menandai tonggak penting dalam sejarah harga logam mulia dunia. Dalam empat hari terakhir, harga emas global telah menguat 4,7%, mencerminkan tingginya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Faktor Pendorong Ketidakpastian Global dan Strategi Lindung Nilai

Kenaikan luar biasa harga emas tidak terjadi tanpa alasan. Sejumlah faktor makroekonomi berperan besar dalam mendorong reli ini:

  1. Ketidakpastian Kebijakan The Fed
    Spekulasi terhadap pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada akhir 2025 mendorong pelemahan dolar AS, yang secara alami meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

  2. Ketegangan Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Global
    Konflik di beberapa kawasan dunia serta perlambatan ekonomi di Eropa dan Asia meningkatkan permintaan terhadap aset aman seperti emas.

  3. Permintaan Domestik Meningkat
    Di Indonesia, tren investasi masyarakat terhadap emas fisik masih tinggi. Banyak investor ritel beralih ke emas untuk menjaga nilai kekayaan mereka dari inflasi dan ketidakstabilan pasar saham.

Emas Antam Jadi Pilihan Utama Investor

Emas Antam Logam Mulia tetap menjadi primadona bagi investor domestik. Dengan jaringan butik resmi dan keaslian terjamin, emas Antam menawarkan likuiditas tinggi dan jaminan kualitas.
Investor juga memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk realokasi portofolio investasi, terutama di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

“Lonjakan harga emas Antam ini tidak hanya karena faktor global, tetapi juga karena permintaan domestik yang meningkat di tengah optimisme terhadap aset riil,” ujar seorang analis pasar logam di Jakarta.

Prospek Harga Emas ke Depan “Potensi Makin Menguat”

Dengan momentum yang kuat di pasar global dan kondisi ekonomi yang masih diliputi ketidakpastian, banyak analis memperkirakan harga emas akan terus menguat hingga akhir 2025.
Jika tren ini berlanjut, harga emas Antam berpotensi menembus Rp2,4 juta per gram dalam waktu dekat, terutama jika harga emas dunia tetap stabil di atas US$4.000 per troy ons.

Namun, investor diimbau untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan potensi koreksi jangka pendek akibat aksi ambil untung (profit-taking) setelah lonjakan tajam beberapa hari terakhir.

Kenaikan harga emas Antam ke Rp2,3 juta per gram menandai babak baru dalam sejarah pasar logam mulia Indonesia. Dengan dukungan dari reli emas dunia dan kondisi ekonomi yang belum stabil, emas tetap menjadi aset pelindung nilai yang paling diminati tahun ini.

Bagi para investor, momentum ini bisa menjadi sinyal penting untuk meninjau kembali strategi investasi jangka panjang, baik melalui pembelian emas fisik maupun instrumen berbasis emas lainnya.
Emas kini tidak hanya menjadi simbol kemewahan, tetapi juga pilar ketahanan finansial di tengah badai ekonomi global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content