IHSG Melejit Tembus 8.200, Sektor Keuangan dan Teknologi Jadi Motor Reli Bursa
IHSG kembali mencatat reli impresif dan menembus level 8.200 pada akhir pekan ini, didorong oleh lonjakan saham-saham big cap sektor keuangan, properti, dan teknologi. Optimisme investor meningkat menjelang Rapat Dewan Gubernur BI dan penguatan bursa Asia.
Sektor Keuangan dan Teknologi Jadi Penopang Utama
JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli penguatannya dan berhasil menembus level psikologis penting di atas 8.200 poin pada perdagangan Jumat (21/10/2025). Pasar saham domestik menunjukkan optimisme kuat di tengah sentimen positif dari dalam negeri serta penguatan bursa regional Asia.
Pada penutupan perdagangan, IHSG tercatat menguat 1,84% ke posisi 8.238,08, didorong oleh lonjakan harga saham-saham unggulan di sektor keuangan, properti, dan teknologi. Aktivitas perdagangan juga meningkat tajam dengan nilai transaksi mencapai Rp 21,67 triliun, melibatkan 31,06 miliar saham dari lebih dari 2,3 juta kali transaksi.
Sebanyak 447 saham menguat, 232 saham melemah, dan 135 saham stagnan. Data tersebut mencerminkan antusiasme investor yang tinggi, menandakan bahwa pasar mulai kembali pada fase risk-on setelah beberapa pekan sebelumnya bergerak terbatas.
Hampir seluruh sektor perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak menguat. Sektor keuangan, properti, dan teknologi mencatatkan apresiasi tertinggi, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi domestik.
Sebaliknya, hanya sektor konsumer primer dan non-primer yang mengalami koreksi tipis di tengah rotasi sektor oleh investor yang kembali berburu saham big cap.
Saham-saham unggulan berkapitalisasi besar menjadi motor utama reli hari ini. Bank Central Asia (BBCA) tercatat memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan IHSG, yakni 43,04 poin. Saham Telkom Indonesia (TLKM) juga melesat 11,56% ke harga Rp 3.280 per saham, menambah 38,98 poin pada indeks.
Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turut memperkuat reli dengan kenaikan 2,17% ke level Rp 3.760 per saham, menyumbang 13,25 poin pada indeks. Emiten besar lainnya seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Astra International (ASII) juga ikut menopang kenaikan indeks secara signifikan.
Performa solid sektor keuangan menegaskan bahwa pelaku pasar masih memandang positif kebijakan suku bunga rendah dan prospek pertumbuhan kredit di sisa tahun ini.
Ekspektasi Kebijakan Bank Indonesia Jadi Sentimen Penggerak
Sentimen positif di pasar domestik juga diperkuat oleh antisipasi investor terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan digelar pada 21–22 Oktober 2025. Investor menantikan sinyal arah kebijakan moneter selanjutnya setelah BI memangkas suku bunga secara agresif sepanjang tahun ini.
Sebagai catatan, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak awal 2025 dengan total pemangkasan 125 basis poin, sehingga kini berada di level 4,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya menegaskan bahwa pelonggaran moneter merupakan bagian dari upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat daya serap kredit. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga telah diturunkan sebesar 50 basis poin menjadi 3,75% guna mendorong likuiditas perbankan.
Pelaku pasar kini menilai kebijakan suku bunga rendah masih akan dipertahankan dalam jangka pendek, mengingat inflasi domestik yang tetap terkendali dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga.
Bursa Asia Kompak Menguat, Menambah Optimisme Investor
Tak hanya faktor domestik, pasar saham Indonesia juga mendapat dorongan dari penguatan serentak bursa Asia pada hari yang sama. Sentimen positif global memberikan tambahan tenaga bagi IHSG untuk menembus rekor baru.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melonjak 3,37% ke posisi 49.185, sekaligus menorehkan rekor tertinggi baru. Indeks Topix turut naik 2,46% menjadi 3.248,45, setelah kabar bahwa Partai Demokratik Liberal (LDP) dan Partai Restorasi Jepang sepakat membentuk pemerintahan koalisi. Kesepakatan politik ini dinilai meningkatkan stabilitas pemerintahan dan prospek ekonomi Negeri Sakura.
Sementara di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,76% ke 3.814,69, memperpanjang reli kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Indeks Kosdaq, yang berisi saham berkapitalisasi kecil, juga menguat 1,89% ke level 875,77.
Dari Australia, indeks S&P/ASX 200 turut mencatatkan kenaikan 0,41% dan ditutup di 9.031,9, mencerminkan optimisme pasar terhadap data tenaga kerja dan ekspektasi penurunan inflasi.
Analisis: Momentum Positif IHSG Masih Terbuka
Kenaikan IHSG ke atas level 8.200 menjadi sinyal kuat bahwa momentum positif masih berlanjut. Dari perspektif teknikal, area 8.250 kini menjadi resistance psikologis, sementara 8.100 berpotensi menjadi support baru.
Jika aliran dana asing (capital inflow) terus berlanjut dan BI menahan suku bunga, peluang IHSG untuk menguji level 8.300–8.350 tetap terbuka lebar.
Namun, pelaku pasar disarankan tetap waspada terhadap potensi aksi ambil untung jangka pendek, terutama setelah reli tajam selama dua hari berturut-turut.
Optimisme Domestik dan Regional Mendorong Bursa Indonesia
Kombinasi faktor domestik dan eksternal menjadi bahan bakar utama reli IHSG pekan ini. Antisipasi kebijakan BI, penguatan bursa global, serta kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional berhasil membawa IHSG menembus level psikologis 8.200.
Jika tren positif global berlanjut dan fundamental ekonomi domestik tetap solid, peluang IHSG untuk mencetak rekor baru pada akhir Oktober semakin besar. Investor kini menantikan hasil RDG BI sebagai katalis penting untuk menentukan arah pasar selanjutnya.