aud

RBA Tahan Suku Bunga, Bullock Soroti Risiko Inflasi dan Sinyal Kebijakan 2026

Gubernur RBA Michele Bullock mempertahankan suku bunga di 3,6% dan menegaskan risiko inflasi masih mengarah naik. Pasar menanti sinyal kebijakan 2026 dan dampaknya terhadap AUD/USD di tengah data ekonomi yang menguat.

Inti Pidato Bullock: Inflasi, Ketidakpastian, dan Sikap Wait-and-See

Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Michele Bullock, kembali menjadi sorotan pasar global setelah menyampaikan penjelasan mendalam dalam konferensi pers pasca-keputusan kebijakan moneter. Dalam pertemuan Desember yang dinantikan pelaku pasar, RBA mempertahankan suku bunga acuan di 3,6%, sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, nada hati-hati Bullock dan penekanan pada risiko inflasi membuat prospek kebijakan ke depan menjadi lebih terbuka terhadap potensi perubahan.

Konferensi pers kali ini juga menandai format pelaporan baru RBA, yang memungkinkan transparansi lebih besar serta kesempatan bagi media untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada Gubernur Bullock. Hal ini membuat panggung konferensi menjadi sumber informasi penting yang dapat menggerakkan pasar — terutama bagi pelaku pasar valuta asing yang memantau AUD/USD.

Dalam pernyataannya, Bullock menegaskan bahwa inflasi dan perkembangan pasar tenaga kerja akan sangat menentukan arah kebijakan dalam pertemuan Februari mendatang. Ia menyebut bahwa meski bank sentral tidak secara eksplisit mempertimbangkan kenaikan suku bunga pada pertemuan kali ini, kemungkinan tersebut tidak dapat dihapus karena tekanan inflasi tetap mengarah naik.

Berikut beberapa pesan terpenting Bullock:

  • RBA tidak memberikan gambaran waktu mengenai langkah selanjutnya — setiap keputusan akan diambil per meeting.

  • Pemangkasan suku bunga belum berada dalam radar bank sentral.

  • Prospek kebijakan lebih condong ke “jeda panjang atau bahkan kenaikan suku bunga.”

  • Bila data mendatang menunjukkan inflasi tidak melambat, langkah kenaikan akan dibahas serius dalam meeting Februari.

  • Dewan menilai risiko inflasi telah condong ke sisi atas dan perlu disikapi secara hati-hati.

Nada komunikasi Bullock jelas menunjukkan bahwa RBA belum siap untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat. Dengan inflasi yang masih relatif tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat, bank sentral memilih untuk tetap berdiri pada posisi yang restriktif.

Keputusan Kebijakan: Suara Bulat dan Sikap Hati-Hati

Pada pukul 03:30 GMT (10:30 WIB), RBA secara resmi mengumumkan bahwa Official Cash Rate (OCR) tetap dipertahankan di 3,6%. Keputusan ini diambil secara bulat oleh para anggota dewan, menggambarkan konsensus bahwa kondisi ekonomi Australia saat ini masih membutuhkan kebijakan moneter ketat.

Dalam ringkasan pernyataan kebijakan, RBA mencatat:

  • Risiko inflasi meningkat tetapi perlu waktu untuk menilai keberlanjutan tekanan tersebut.

  • Aktivitas ekonomi menunjukkan pemulihan, dengan permintaan swasta yang menguat.

  • Pasar tenaga kerja masih ketat meski diperkirakan akan longgar secara bertahap.

  • Beberapa peningkatan inflasi inti bersifat temporer.

  • Ketidakpastian masih membayangi terutama terkait prospek ekonomi global.

  • RBA tetap fokus pada mandat stabilitas harga dan lapangan kerja penuh.

Nada kebijakan ini menegaskan bahwa RBA akan tetap bergantung pada data dan tidak akan tergesa-gesa melakukan perubahan drastis.

AUD/USD: Tekanan Jangka Pendek, Potensi Volatilitas ke Depan

Setelah keputusan diumumkan, AUD/USD sempat tergelincir akibat reaksi spontan pasar. Namun penurunan tersebut cepat terpulihkan dengan pasangan mata uang kembali menuju 0,6625 — naik tipis sekitar 0,06% pada saat laporan ditulis.

Pasar memperkirakan volatilitas lebih tinggi karena:

  • Pernyataan Kebijakan Moneter (MPS)

  • Nada komunikasi Bullock dalam konferensi pers pukul 04:30 GMT (11:30 WIB)

  • Ekspektasi pasar mengenai jalur kebijakan hingga 2026

Apabila Bullock menampilkan nada lebih hawkish, AUD kemungkinan mendapatkan dukungan tambahan.

Apakah RBA Mengisyaratkan Perubahan Sikap Menuju Hawkish?

Sejumlah data ekonomi terbaru memperkuat argumen bahwa RBA mungkin harus kembali mempertimbangkan opsi pengetatan:

  • PDB kuartal ketiga naik 2,1% YoY, tertinggi dalam 10 bulan dan di atas perkiraan tren RBA.

  • Inflasi bulanan Oktober naik 3,8%, melampaui perkiraan pasar 3,6% dan menjadi level tertinggi bulanannya dalam hampir setahun.

  • Inflasi jasa mencatat kenaikan luas, menambah tekanan biaya.

  • Pertumbuhan upah stabil di 3,4%, menunjukkan persistensi tekanan dari sisi biaya tenaga kerja.

Bullock bahkan telah memperingatkan sebelumnya bahwa bila inflasi terbukti lebih persisten, kebijakan moneter harus disesuaikan.

Serangkaian data inilah yang membuat pasar kini memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada akhir 2026, berlawanan dengan ekspektasi pemangkasan yang sempat dominan beberapa pekan lalu

Prospek AUD/USD: Level Penting Menurut Analis

Analis FXStreet, Dhwani Mehta, menilai AUD/USD masih berada dalam tren bullish, dengan RSI harian mendekati area overbought tetapi masih memberikan ruang penguatan.

Mehta menyoroti level-level kunci berikut:

  • Resistance:

    • 0,6707 (high 17 September)

    • 0,6750

    • 0,6800

  • Support:

    • 0,6600

    • 0,6553 (low 3 Desember)

    • 0,6530 (konfluensi SMA 50 dan 100 hari)

Jika RBA memberi sinyal hawkish, AUD/USD dapat menembus level-level tersebut dan memperpanjang reli menuju puncak dua bulan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share this content