USD/JPY Menembus 158
USD/JPY menembus zona sensitif 157–158 yang sering memicu intervensi Jepang. Yen berisiko melonjak jika otoritas Jepang masuk pasar terutama jika data payroll AS mengecewakan. Simak analisis lengkapnya.
Jepang Bersiap Mengintervensi Pasar?
Pasangan USD/JPY kembali mengguncang pasar setelah menembus kisaran 157–158—zona yang telah lama dianggap sebagai area sensitif bagi otoritas Jepang. Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa intervensi valuta asing untuk mendukung yen bisa terjadi kapan saja.
Menurut analis Valas ING, Francesco Pesole, level saat ini merupakan “wilayah intervensi yang jelas”, sehingga pasar semakin waspada terhadap potensi langkah tegas dari Kementerian Keuangan Jepang (MoF).
Kenaikan ini menempatkan USD/JPY pada titik kritis, terutama ketika pasar menantikan data tenaga kerja AS yang berpotensi menjadi pemicu intervensi mendadak.
USD/JPY Menyentuh Zona Kritis 157–158
Kisaran 157–158 bukanlah level biasa. Rentang ini telah berulang kali memicu kekhawatiran intervensi dalam sejarah pergerakan yen. Setiap kali USD/JPY mendekati area ini, otoritas Jepang biasanya mengeluarkan pernyataan verbal atau, dalam kondisi ekstrem, langsung terjun ke pasar.
Mengapa Level 157–158 Sangat Sensitif?
Beberapa alasan mengapa level ini dianggap sebagai zona intervensi:
-
Kelemahan yen yang terlalu cepat melemahkan daya beli domestik Jepang.
-
Tekanan inflasi impor meningkat ketika yen melemah ekstrem.
-
Stabilitas finansial Jepang terancam ketika volatilitas mata uang tidak terkendali.
-
Precedent historis: Jepang melakukan intervensi ketika USD/JPY menembus level-level seperti ini dalam beberapa episode sebelumnya.
Bagi pelaku pasar, menembus 157–158 berarti alarm risiko langsung berbunyi.
Pandangan ING: Intervensi Mungkin Terjadi, Tetapi Menunggu Momen Tepat
Menurut analis ING, Francessco Pesole, meskipun USD/JPY sudah memasuki zona intervensi, Jepang tidak tergesa-gesa melakukan aksi langsung.
Jepang Lebih Suka Intervensi Ketika USD Melemah
Pesole menegaskan bahwa otoritas Jepang biasanya menunggu pemicu eksternal, bukan langsung bereaksi terhadap level harga.
“Pejabat Jepang lebih suka melakukan intervensi setelah peristiwa negatif bagi USD, seperti yang mereka lakukan pada Juli 2024.”
Ini berarti:
-
Jepang ingin intervensi yang lebih efektif, dilakukan ketika dolar sedang melemah, sehingga dampaknya lebih kuat.
-
Intervensi yang dilakukan saat USD terlalu kuat sering kali tidak bertahan lama.
-
Timing menjadi faktor utama dalam strategi intervensi Jepang.
Payroll AS Bisa Menjadi Pemicu Intervensi Mendadak
Pesole menambahkan:
“Jika payroll hari ini terbukti buruk, kita bisa melihat intervensi di USD/JPY.”
Artinya, jika data ketenagakerjaan AS—khususnya Nonfarm Payrolls (NFP)—turun di bawah ekspektasi, dolar dapat melemah cukup signifikan. Pada kondisi seperti itu:
-
Jepang mungkin menganggap timing-nya tepat.
-
Intervensi jadi lebih efektif karena momentum USD sedang turun.
-
Volatilitas besar dapat dimanfaatkan untuk “menyenggol” pasar hingga yen melonjak.
Analisis Pasar: Apa yang Mendorong USD/JPY Naik Begitu Cepat?
Kenaikan cepat menuju 158 bukanlah kebetulan. Ada beberapa faktor makro yang mempercepat rally USD/JPY dalam beberapa minggu terakhir.
Kebijakan Bank of Japan Masih Ultra-Dovish
Bank of Japan (BoJ):
-
Masih mempertahankan suku bunga hampir 0%
-
Enggan menaikkan suku bunga terlalu cepat
-
Menjaga kebijakan longgar untuk mendukung pemulihan ekonomi
Kombinasi ini membuat yen menjadi salah satu mata uang paling lemah di G10.
Sementara The Fed Masih Tahan Suku Bunga di Level Tinggi
Di sisi lain:
-
Federal Reserve masih mempertahankan suku bunga tinggi
-
Prospek pemotongan suku bunga dipangkas oleh pasar
-
Dolar mendapatkan momentum kuat dari ekspektasi kebijakan moneter ketat
Perbedaan kebijakan (policy divergence) antara BoJ dan The Fed menciptakan tekanan struktural pada yen.
Sinergi Dua Faktor: Fundamental & Psikologis
Level 157–158 bukan hanya persoalan fundamental, tetapi juga psikologis. Ketika angka-angka ini tersentuh:
-
Pelaku pasar meningkatkan posisi defensif
-
Ekspektasi intervensi melonjak
-
Volatilitas tiba-tiba meningkat
Situasi ini sering menciptakan lingkungan yang berbahaya bagi trader jangka pendek.
Apa yang Akan Terjadi Jika Jepang Benar-Benar Melakukan Intervensi?
Jika intervensi dilakukan:
Dampak Jangka Pendek
-
Yen berpotensi melonjak cepat 2–4% dalam hitungan menit
-
USD/JPY bisa jatuh kembali ke area 153–155
-
Volatilitas meningkat ekstrem
Dampak Jangka Menengah
-
Efektivitas bergantung pada sentimen dolar
-
Jika Fed tetap hawkish, rebound USD/JPY biasanya cepat
-
Intervensi tunggal tanpa dukungan fundamental sering hanya bersifat temporer
USD/JPY Berada di Tepi Batas Intervensi
USD/JPY berada di zona merah yang memicu kewaspadaan tinggi. Dengan pasangan ini bergerak stabil di kisaran 157–158, pasar kini menunggu apakah data payroll AS akan menjadi pemicu intervensi oleh Jepang.
ING menilai bahwa intervensi sangat mungkin, tetapi hanya jika pasar memberi momentum yang tepat—yaitu dolar terlebih dahulu melemah akibat data negatif.
Dalam waktu dekat, volatilitas dipastikan meningkat. Trader perlu mewaspadai:
-
Reaksi terhadap data payroll
-
Potensi komentar dari pejabat Jepang
-
Sinyal verbal atau tindakan nyata dari MoF
